#05 METODE SDLC

A. Jenis Jenis Model SDLC

1. Model Waterfall

Model Waterfall adalah metode SDLC yang berjalan secara berurutan (linear), di mana setiap tahap harus selesai sebelum tahap berikutnya dimulai. Tidak ada perubahan setelah suatu fase diselesaikan.

Cocok digunakan ketika:

• Kebutuhan sistem sudah jelas dan tidak berubah-ubah.
• Proyek bersifat jangka pendek dan dokumentasi penting (misalnya sistem pemerintahan atau militer).

✔️ Kelebihan

1. Struktur sangat jelas dan mudah diikuti.
2. Dokumentasi lengkap sehingga mudah untuk dipelajari ulang.
3. Cocok untuk proyek dengan requirement stabil.
4. Kontrol manajemen lebih mudah karena tahapan jelas.

❌ Kekurangan

1. Tidak fleksibel terhadap perubahan.
2. Kesalahan di awal akan berdampak besar di akhir.
3. Tidak cocok untuk proyek besar dan kompleks.
4. Pengguna hanya melihat hasil di akhir (tidak interaktif).

2. Model Agile

Agile adalah metode pengembangan perangkat lunak yang bersifat iteratif, fleksibel, dan sangat fokus pada perubahan serta kebutuhan pengguna. Pekerjaan dibagi dalam sprint (biasanya 1-4 minggu).

Cocok digunakan ketika:

• Kebutuhan sistem sering berubah.
• Proyek inovatif, startup, dan software yang berkembang cepat.

✔️ Kelebihan

1. Sangat fleksibel dan mudah beradaptasi dengan perubahan.
2. Pengguna dapat melihat progress secara berkala.
3. Waktu rilis lebih cepat.
4. Kolaborasi tim dan komunikasi lebih baik.

❌ Kekurangan

1. Dokumentasi sering kurang lengkap.
2. Membutuhkan tim yang berpengalaman dan kolaboratif.
3. Timeline dan biaya bisa berubah tanpa batas.
4. Dapat kacau jika tidak ada pemimpin kuat (Scrum Master).

3. Model Iterative

Iterative model adalah metode di mana sistem dikembangkan melalui versi (iteration) secara berulang sampai final product memenuhi tujuan.

Cocok digunakan ketika:

• Kebutuhan tidak sepenuhnya jelas di awal.
• Pengembangan jangka panjang yang bertahap.

✔️ Kelebihan

1. Risiko dapat diketahui lebih awal.
2. Pengguna dapat memberikan feedback tiap versi.
3. Perubahan bisa dilakukan kapan saja.
4. Lebih cepat mendapatkan prototype dibanding waterfall.

❌ Kekurangan

1. Biaya lebih besar karena revisi berulang.
2. Dokumentasi bisa kurang konsisten.
3. Butuh manajemen jadwal yang kuat.
4. Iterasi bisa tidak selesai-selesai jika tidak dikontrol.

4. V-Model (Verification and Validation Model)

Model V-Model adalah pengembangan waterfall yang lebih fokus pada testing. Setiap fase development memiliki fase testing yang berpasangan (mirror).

Cocok digunakan ketika:

• Proyek kritis seperti medis, penerbangan, dan keamanan tinggi.
• Sistem sangat stabil dan tidak banyak perubahan.

✔️ Kelebihan

1. Proses testing sangat kuat dan terstruktur.
2. Kualitas software tinggi.
3. Mirip waterfall sehingga mudah dipahami.
4. Minim kesalahan karena pengujian dilakukan di setiap tahap.

❌ Kekurangan

1. Tidak fleksibel terhadap perubahan.
2. Tidak cocok untuk proyek yang sering berubah.
3. Biaya dan waktu lebih tinggi daripada waterfall.
4. User tidak melihat hasil sampai akhir.

5. Spiral Model

Spiral adalah kombinasi iterative dan waterfall dengan fokus pada analisis risiko. Setiap putaran (spiral) memiliki fase: perencanaan → risk analysis → engineering → evaluation.

Cocok digunakan ketika:

• Proyek besar, kompleks, dan berisiko tinggi.
• Organisasi membutuhkan manajemen risiko yang ketat.

✔️ Kelebihan

1. Manajemen risiko terbaik dari semua model.
2. Fleksibel pada perubahan.
3. Pengembangan bertahap dengan feedback pengguna.
4. Cocok untuk sistem besar dan panjang.

❌ Kekurangan

1. Waktu dan biaya tinggi.
2. Membutuhkan ahli risk management.
3. Kompleks dan sulit diimplementasikan.
4. Tidak cocok untuk proyek kecil.

6. RAD (Rapid Application Development)

RAD adalah metode yang fokus pada kecepatan dengan menggunakan prototyping, modular design, dan tools otomatis.

Cocok digunakan ketika:

• Proyek harus selesai cepat.
• Kebutuhan jelas, tim kecil, pengguna dapat berpartisipasi.

✔️ Kelebihan

1. Waktu pengembangan sangat cepat.
2. Perubahan bisa dilakukan dengan mudah.
3. User terlibat langsung sehingga hasil sesuai kebutuhan.
4. Cocok untuk aplikasi kecil-menengah.

❌ Kekurangan

1. Tidak cocok untuk sistem besar dan kompleks.
2. Membutuhkan developer ahli dan tools mahal.
3. Dokumentasi kurang lengkap.
4. Ketergantungan tinggi pada feedback pengguna.

B. Tabel Perbandingan Model SDLC

Model	Fleksibilitas	Kecepatan	Dokumentasi	Cocok Untuk
Waterfall	❌ Rendah	❌ Lambat	✔️ Sangat Lengkap	Proyek stabil
Agile	✔️ Sangat Fleksibel	✔️ Cepat	❌ Minim	Startup & aplikasi modern
Iterative	✔️ Fleksibel	✔️ Sedang	✔️ Cukup	Sistem berkembang
V–Model	❌ Rendah	❌ Lambat	✔️ Lengkap	Sistem kritikal
Spiral	✔️ Fleksibel, risk-based	❌ Lama	✔️ Lengkap	Proyek besar & kompleks
RAD	✔️ Fleksibel	✔️ Sangat Cepat	❌ Minim	Aplikasi cepat dan modular